Dia pun rela diperintah oleh ulama meskipun saat itu dia adalah kepala negara yang disegani.
Tidak ada yang menyangkal keberanian Harun ar-Rasyid. Sikapnya yang begitu berani kepada Nakfur hingga kini menghiasi sejarah umat Islam. Tetapi, di balik sikapnya yang terkenal sangat pemberani, dia pun luluh di hadapan ulama. Bahkan, dia datang bersama kedua anaknya ke Madinah, sengaja untuk mendengarkan Imam Malik mengajarkan kitabnya, al-Muwattha’.
Ketika sampai di Madinah, al-Barmaki, salah seorang pembantu (wazir)-nya, menghadap Imam Malik dan berkata kepada dia, “Bawakanlah kitab yang Anda karang kepadaku, hingga aku bisa membacakannya dari Anda kepada baginda.”
Imam Malik pun menjawab, “Sampaikanlah salamku, dan katakanlah kepadanya, ‘Ilmu itu harus dikunjungi bukan mengunjungi. Ilmu itu harus didatangi, bukan mendatangi’.”
Al-Barmaki pun kembali menghadap sang Khalifah seraya berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, telah sampai kepada penduduk Irak, bahwa Baginda telah menghadap kepada Imam Malik, dan dia meninggalkan Baginda. Bulatkanlah tekad Baginda terhadap dia, hingga dia datang menghadap Baginda.”
Datanglah seseorang menasehati sang Khalifah seraya berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, Allah telah menjadikan Baginda dalam posisi seperti ini karena ilmu Baginda. Janganlah Baginda menjadi orang yang pertama kali menghinakan ilmu, sehingga Baginda pun akan dihinakan oleh Allah. Saya melihat ada orang yang kedudukan dan rumahnya tidak seperti Baginda, tetapi dia memuliakan dan meninggikan ilmu ini. Mestinya Baginda lebih wajib memuliakan dan meninggikan ilmu saudara sepupu Baginda.” Harun pun menangis (as-Suyuthi, ad-Durr al-Mantsur, juz II/692).
Khalifah agung itu pun akhirnya datang di majelis Imam Malik untuk mendengarkan pembacaan kitabnya, al-Muwattha’. Malang benar sang Khalifah, ketika mendengarkan sang Imam membacakan kitabnya, dia pun duduk sambil bersandar, maka Imam Malik pun menegurnya dan melarangnya bersandar. Karena sikap seperti itu di majelis ilmu dianggap tidak beradab (Ruh al-Bayan, juz IX/529). Sang khalifah pun taat dan patuh kepada ulama agung itu, meski dia adalah khalifah yang sangat disegani.
Suatu ketika, sang Khalifah pun mengutarakan niatnya untuk menghancurkan bangunan Ka’bah yang dibangun al-Hujjaj bin Yusuf, salah seorang wali di zaman Khilafah Ummayyah, dan mengembalikannya kepada bangunan yang dibuat oleh Abdullah bin Zubair. Imam agung itu pun menasehati sang khalifah, “Hanya kepada Allah saya sampaikan urusan Anda. Wahai Amirul Mukminin, janganlah Anda menjadikan Baitullah ini sebagai mainan para raja! Tak seorang pun dari mereka, kecuali ingin menghancurkan bangunan Baitullah, sehingga hilanglah wibawa (penghormatan terhadap Baitullah) dari benak manusia.” (Ruh al-Bayan, juz I/229). Khalifah yang mulia itu pun mengikuti nasihat sang Imam.
Harun ar-Rasyid pun dikenal dengan penghormatannya yang luar biasa kepada ilmu dan ulama. Dia selalu memberikan hadiah kepada ulama yang mengingatkannya. Dia pernah memberikan kepada Ibn ar-Rabi’ 1.000 Dinar (Rp. 1,356 juta), “Ini 1000 Dinar. Ambillah, dan belanjakanlah kepada keluarga Tuan. Gunakanlah untuk menguatkan ibadah Tuan.” Ibn ar-Rabi’ berkata, “Subhanallah, saya tunjukkan Baginda kepada jalan keselamatan, dan Baginda membalas saya dengan pemberian seperti ini?” Khalifah agung itu pun memuji Ibn ar-Rabi’ sebagai sayyid al-Muslimin (penghulu kaum Muslim) pada zamannya, karena jasanya menunjukkan dia kepada kebenaran. Benarlah ungkapan ulama’ yang menyatakan, “Jika ulama’ zuhud dalam urusan dunia, maka para diktator pun tunduk kepadanya.” (al-Badri, al-‘Ulama’ Baina al-Hukkam, h. 88) [KH Hafid Abdurrahman]
Bookmarks
Archive
-
▼
2010
(29)
-
▼
September
(21)
- Menyoal Akidah Atau Khilafah: Mana Yang Didahulukan?
- Jodoh Benarkah Sebuah Takdir?
- Kritik Terhadap Harakah Islam Yang Mengakui Sistem...
- MUSLIM DZIMMI
- KHILAFAH DI MATA PARA ‘ULAMA
- STUDI DAN TARJIH SEJUMLAH PENDAPAT ULAMA TENTANG H...
- KARAKTERISTIK PEMIKIRAN ISLAM
- HUKUM ISBAL
- MASA KEKHILAFAHAN HANYA BERLANGSUNG SELAMA 30 TAHU...
- URGENSI DAKWAH BERJAMAAH
- Mendirikan Partai Politik Islam dalam Mewujudkan K...
- Kholifah Harun ar-Rasyid , Rela Diperintah Ulama
- Peringatan Terhadap Pelaku Makar
- Idul Fitri dan Optimisme Perjuangan Khilafah « FAR...
- FAKTA FAKTA KEUNGGULAN ISLAM Khilafah Islamiyah me...
- Dalam "Demokrasi" Sholat Hukumnya "Mubah"
- Kebohongan Dibalik Penarikan Pasukan AS dari Irak ...
- Memalukan: Anak Muda Banten Berkumpul Campur Adukk...
- Bagi tentara kafir Amerika Membunuh Kaum Muslimin ...
- Nasionalisme Perpecahan Ummat Islam (Tanggapan Isu...
- Kuffar Pembakaran Al Qur’an : Rencana Keji Kaum Sa...
-
▼
September
(21)
Kalender Hijriyah
Ads 468x60px
Followers
Featured Posts
.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Clock
Penyusup
Mutabannat
Islamic Widget
Popular Posts
-
Demonologi (demonology) secara etimologis adalah the study of demons or evil spirits atau secara terminologis merujuk kepada suatu pereka...
-
Menegakkan Kembali Khilafah Islamiyyah Menegakkan kembali khilafah Islamiyyah merupakan kewajiban syar’iy bagi seluruh kaum m...
-
1. Apa yang disebut khilafah? Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim untuk menerapkan syariat Islam di dalam negeri dan ...
-
Banyaknya jama’ah / partai pada saat ini yang bermunculan dalam rangka menjawab berbagai permasalahan yang mendera kaum muslimin pasca ru...
-
Alhamdulillah, kian hari kesadaran kaum muslimin untuk kembali kepada aturan Allah (Syariat Islam) semakin meningkat, ini dibuktikan deng...
© Free copyright
Tidak ada komentar:
Posting Komentar