Kamis, 02 September 2010

Bagi tentara kafir Amerika Membunuh Kaum Muslimin Dianggap Bercanda

Bagi tentara kafir Amerika Membunuh Kaum Muslimin Dianggap BercandaBegitu murahnya nyawa kaum muslim bagi penjajah kafir Amerika Serikat. Rakyat sipil yang tidak bersalah dibunuh sebagai bagian dari permainan dan canda untuk menghibur nafsu bejat mereka. Lima tentara yang didakwa membunuh penduduk sipil Afghanistan kini menghadapi tuduhan tambahan yakni konspirasi untuk melakukan pembunuhan berencana. Itu adalah plot yang diduga diawali ketika seorang tentara mendiskusikan bagaimana mudahnya melempar granat ke warga Afghanistan, demikian menurut laporang yang diturunkan Seattle Times, Rabu.Beberapa anggota pleton itu mengatakan kepada penyidik bahwa Sersan Staff AD, Calvin Gibbs mulai bercanda dengan tentara lain pada akhir Desember lalu betapa mudahnya melempar granat ke rakyat Afghanistan dan membunuh mereka. Akhirnya, Gibss membentuk sebuah tim yang disebut-sebut sebagai ‘tim pembunuh’ untuk mengeksekusi rakyat Afghanistan secara acak ketika bepatroli.Tiga warga Afghanistan yang terbunuh semuanya ditembak. Pada tubuh dua orang korban bahkan terdapat tanda cabikan granat, membuktikan sebagai salah satu kasus kejahatan perang terburuk yang muncul di perang Afghanistan. Setiap orang yang berani melaporkan kejadian itu diancam dengan kekerasan, demikian ungkap penyelidik.Ditikam Hanya karena Menjadi MuslimNasib warga Muslim di Amerika Serikat (AS) saat ini memang menjadi incaran kebencian warga AS. Buktinya seorang supir taksi menjadi korban penikaman seorang warga AS yang mabuk, setelah mengetahui jika dirinya seorang Muslim.Pelaku yang bernama Michael Enright, diketahui dalam keadaan mabuk saat dirinya memasuki taksi yang dikendarai oleh Ahmed H. Sharif.Menurut keterangan korban, Enright menanyakan pada dirinya apakah dia seorang muslim dan Sharif mengiyakannya.Seperti dilansir Associated Press, Kamis (26/8/2010), selang beberapa lama kemudian, tiba-tiba Enright mengeluarkan pisau lipat dan bergerak maju ke depan kemudian melakukan penikaman pada Sharif.Pihak Serikat Pekerja Taksi New York mengatakan insiden ini terjadi di tengah sentimen warga New York mengenai rencana pembangunan masjid dan pusat kebudayaan Islam di dekat lokasi runtuhnya Gedung WTC.Politisi Australia Bermasalah Dengan IslamPemimpin oposisi Australia Tony Abbott mengatakan dalam kampanye pemilu di propinsi Victoria bahwa jika ia terpilih maka ia akan memobilisasi pelarangan Hizbut Tahrir dengan tuduhan Hizb mendukung untuk menciptakan lahan subur bagi teroris dan bahwa Hizb menyebarkan kebencian dan berencana menghancurkan nilai-nilai Australia.Menanggapi hal itu, Hizbut Tahrir Austrial menyatakan Mr. Abbott dan kelompok politisi secara luas sebenarnya memiliki masalah dengan Islam itu sendiri dan bukan dengan Hizbut Tahrir. Akan tetapi karena tidak memiliki keberanian untuk menyatakan hal itu, mereka berdalih dengan kebencian terhadap ide-ide, simbol-simbol, nilai-nilai dan organisasi-organisasi Islamiyah.Politis Barat mempersoalkan sikap Hizbut Tahrir yang menentang intervensi pemerintah-pemerintah Barat di dunia Islam dan penolakan atas integrasi kaum muslim di Barat dengan mengorbankan akidah dan nilai-nilai Islam. Pengaruh lobi Yahudi Australia tampak jelas dalam perubahan sikap Mr. Tony Abbott. Beberapa kelompok Yahudi di Australia memanfaatkan sikap Hizbut Tahrir yang jelas dan gamblang menentang Israel melakukan penindasan dan penjajahan terhadap umat Islam Palestina.Masjid Agung Paris: Tempat Persembunyian Orang-Orang YahudiGrande Mosquée de Paris atau Masjid Agung Paris ikut menjadi saksi bisu sejarah kelam bangsa Yahudi ini. Dalam buku berjudul The Mosque That Sheltered Jews, sang penulisnya Annette Herskovits, mengungkapkan tentang bagaimana umat Islam di Prancis selama Perang Dunia kedua membantu ratusan orang Yahudi, kebanyakan anak-anak, melarikan diri dari Nazi.Herskovits sendiri merupakan anak dari korban tindakan Holocaust tentara Nazi. Kisah mengenai ini ia temukan dalam sebuah dokumen tua. Dalam tulisannya, dia menceritakan, komunitas Muslim di Prancis, yang sebagian besar keturunan Aljazair, telah menyembunyikan sekitar 1.700 orang asing, di mana sebagian besar adalah Yahudi, dari kamp-kamp pembantaian Nazi.Mereka disembunyikan di dalam sebuah bangunan masjid yang berada di pusat kota Paris. Imam masjid saat itu, Si Kaddour Benghabrit, telah membantu orang-orang Yahudi mendapatkan sejumlah dokumen palsu, seperti sertifikat identitas sebagai Muslim, akte kelahiran hingga surat nikah.Sang imam juga benar-benar menyembunyikan mereka di masjid dan di rumah-rumah yang ada di lingkungan sekitar bangunan masjid. Bahkan ia tidak segan untuk membantu mereka melarikan diri dengan cara menyusuri Sungai Seine dan menumpang kapal kargo.Bagaimana perlakuan orang Yahudi sekarang terhadap umat Islam ? (TMU 43 Farid Wadjdi; dari berbagai sumber)
Lintas Mancanegara « FARID WADJDI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar