Kamis, 02 September 2010

Kebohongan Dibalik Penarikan Pasukan AS dari Irak « FARID WADJDI

Obama melengkapi dustanya terhadap Umat Islam, klaim penarikan pasukan dari Irak adalah bohong besar!

Seperti yang dijanjikan Obama dalam kampanyenya, Obama akhirnya memastikan penarikan pasukan Amerika dari Irak. Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates menegaskan Amerika akan tetap menarik pasukan dari Irak sesuai rencana pada akhir tahun depan. Pernyataan Gates ini merupakan respon dari permintaan seorang pejabat senior Irak, yang meminta agar pasukan Amerika tinggal lebih lama. (VOA online ;12/08)

Sebelumnya, pejabat militer paling senior Irak, Letnan Jenderal Babakir Zebari, mengatakan, Amerika sebaiknya tetap berada di Irak hingga tahun 2020. Zebari mengatakan dalam suatu konferensi pers di Bahgdad bahwa perlu waktu sepuluh tahun lagi sebelum militer Irak mampu menjamin keamanan negara tersebut. Sementara itu Obama menyatakan tetap mempertahankan 50 ribu pasukan dalam masa transisi ini.

Namun banyak pihak melihat penarikan pasukan ini hanya sekedar ‘basi-basi’ Obama, melengkapi banyak kebohongan Obama sebelumnya. Asosisi Ulama Irak menegaskan bahwa penarikan diri Amerika dari Irak, tidak lain hanya suatu kebohongan besar. Dikatakan bahwa penggunaan perusahaan keamanan untuk menggantikan keberadaan pasukan militer pendudukan Amerika yang ditarik merupakan jenis lain bentuk pendudukan, dan Amerika mengabaikan darah rakyat Irak.

Sebelumnya, Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowly, yang membenarkan laporan yang muncul di surat kabar The New York Times mengatakan bahwa bagian terbesar dari pasukan kontraktor itu akan melaksanakan berbagai tugas. “Kami masih akan tetap memiliki kebutuhan keamanan kami sendiri untuk menjamin para diplomat dan ahli-ahli pembangunan kami terlindungi dengan baik,” katanya.

Menurut seorang pejabat AS Presiden Barack Obama berencana untuk menghentikan operasi tempur AS pada bulan ini, dan menarik sebagian besar pasukan AS dari Irak pada Oktober 2011, Departemen Luar Negeri AS akan menggandakan hingga 7.000 personil dari perusahaan kontraktor untuk dipekerjakan di sana, kata para pejabat AS itu.

Surat kabar Inggris, The Guardian (ahad,15/8) juga menegaskan bahwa gagasan penarikan pasukan pendudukan Amerika dari Irak hanya “simbolis” saja untuk menyelamatkan Presiden Barack Obama dari warisan pendahulunya, George W. Bush.  Dalam laporan yang ditulis Martin Chulov dari ibukota Irak dinyatakan  Irak  yang akan tetap berada di Irak, ada enam brigade di 94 pangkalan militer AS di Irak. AS sepertinya akan membuat Irak seperti Korea Selatan dengan menempatkan 30 ribu pasukan permanen di pangkalan militer AS yang tersebar di Irak.

Kenneth M. Pollack dalam tulisannya di Washington Post (22/08/2010) menyatakan klaim bahwa pada bulan ini AS tidak lagi memiliki pasukan tempur di Irak adalah sekedar mitos. Menurutnya, dari sekitar 50.000 personil militer Amerika yang berada di Irak, mayoritasnya masih merupakan pasukan tempur – mereka hanya diberi nama lain. Unit-unit utama yang masih ada di Irak tidak lagi disebut ” brigade tempur ” tapi melainkan akan disebut “brigade penasehat dan bantuan.”

Tapi sekuntum mawar dengan nama lain masih tetap sekuntum mawar, dan perbedaan dalam struktur dan personil brigade itu tetap saja tipis. Pasukan Amerika di Irak masih akan berada dalam bahaya. Mereka masih akan menemani unit-unit  Irak pada misi tempur mereka – bahkan jika hanya sebagai “penasihat.” Para pilot Amerika masih akan melakukan penerbangan tempur untuk mendukung misi pasukan darat Irak.

Asosiasi UlamaIrak  dalam pernyataannya menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan ini merupakan tentara bayaran yang dikenal kebrutalannya, serta pelanggarannya terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma internasional. Tentara bayaran yang dibiayai dari harta rakyatnya ini ada di Irak, termasuk wilayah-wilayah lain di dunia, yang telah banyak menorehkan catatan hitam yang teggelam dalam darah.

Asosiasi ulama ini juga menekankan bahwa tindakan mengakhiri misi tempur di Irak merupakan suatu kebohongan besar, dan pendudukan tidak akan pernah berhenti membunuh rakyat Irak dan menangkapi para pejuang Irak. Asosiasi menyatakan bahwa merupakan hak rakyat Irak untuk membela tanah airnya, dan terus-menerus melakukan berbagai kegiatan perlawanan terhadap pendudukan dan perusahaan keamanan itu.

Bagaimanapun AS tidak akan melepaskan Irak begitu saja, yang dilakukan AS hanya sekedar exit strategy untuk menghindari kekalahan pasukan mereka di Irak namun tetap bisa menjajah Irak. Untuk tetap mempertahankan kepentingannya AS akan membentuk pemerintahan boneka yang tetap dibawah kontrol negara itu. Amerika mulai berupaya mengalihkan kekuasaan secara formalistik kepada antek-anteknya di Irak, khususnya tugas keamanan dan militer. Hal itu dilakukan melalui undang-undang administrasi negara, konstitusi Irak, pemilu provinsi dan pemilu parlemen.

Semuanya untuk memberikan label legal legal terhadap rezim yang merupakan kaki tangannya . Demokrasi di Irak digunakan oleh Amerika untuk melanggengkan penjajahannya lewat pemerintah boneka yang dengan klaim palsu dukungan rakyat. AS berharap dengan cara itu bisa menutup kekejaman pendudukan negara teroris (Farid Wadjdi dari berbagai sumber)

Box : Solusi Hizbut Tahrir Untuk Krisis Irak : Jihad dan Khilafah

Sejak hari pertama invasi AS di Irak , sikap Hizbut Tahrir jelas. Hizbut Tahrir yang pertama kali menyerukan mobilisasi tentara melawan aggressor Amerika dan memperlakukan mereka sebagai negara muhariban fi’lan seperti negara Yahudi. Hizb Tahrir dalam konferensi pers di Amman telah menyerukan jihad dan mobilisasi tentara serta menghimpun orang-orang yang mampu menjadi tentara di dalamnya: ke arah barat untuk memerangi yahudi dan membebaskan Palestina, dan ke arah timur untuk memerangi Amerika, Inggris dan sekutu mereka untuk membebaskan Irak.

Hizbut Tahrir menyatakan disamping tujuan-tujuan mengontrol minyak Irak yang menyimpan cadangan minyak amat besar ( mencapai 115 miliar barel atau sekitar 11 % dari cadangan minyak dunia) ,AS juga punyak kepentingan untuk menghancurkan kekuatan Irak. Amerika khawatir potensi kekuatan Irak akan  dipergunakan demi kepentngan Islam dan kaum Muslim dengan tegaknya Daulah Khilafah.

Solusi Hizbut Tahrir untuk Irak sekarang adalah penegakan Daulah Khilafah. Daulah Khilafah Islamiyah yang diperjuangkan Hizbut Tahrir berjuang bersama-sama umat Islam akan  mampu menghimpun kaum Muslim di Irak dan melebur mereka dalam  satu wadah politik dan ideology Islam. Islam tidak akan membolehkan kelompok-kelompok politik sekuler ataupun nasionalis yang memecah belah umat . Sebaliknya ikatan akidah Islam adalah satu-satunya penghimpun kaum Muslim.

Sistem pemerintahan Islam adalah sistem yang memelihara urusan-urusan rakyat baik Muslim maupun non Muslim secara adil sehingga tidak ada kezaliman terhadap seorang pun.Hal itu mengharuskan adanya Daulah Khilafah Islamiyah. Adapun aktivitas pertamanya  di Irak adalah mengusir eksistensi Amerika dan asing secara total.  Daulah Khilafah akan mengembalikan kemuliaan Irak dengan menerapkan syariah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar